Pertolongan memadai yang diberikan adalah lebih baik dari pada pertolongan sempurna yang ditunda

2 07 2014

Kecelakaan dan musibah dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja..

Apabila terjadi kasus emergency sering kali batasan selamat atau meninggal, sembuh total atau cacat permanen tergantung dari orang yang berada di sekitar lokasi kejadian, orang yang memberikan bantuan pertama kali sebelum tenaga medis profesional datang dan memberikan bantuan medis berikutnya

Pertanyaannya adalah… apabila kita yang berada di tempat kejadian dan ada orang yang perlu dibantu.. misalnya kita sedang berkendara dan melihat ada yang mengalami kecelakaan.. apa yang harus kita lakukan untuk menolong agar orang yang dibantu tidak menjadi lebih parah bahkan dapat menolong keselamatan jiwanya..??

Demikian sekilas obrolan yang terjadi saat beberapa sahabat Nusantaride yang berdomisili di daerah Tangerang dan sekitarnya berkumpul di rumah sahabat senior Nusantaride yaitu di kediaman Om Rendra Herthiadhi pada pertengahan bulan Juni 2014

Om Rendra yang memang seorang instruktur bersertifikat international dalam bidang pelatihan penanganan kondisi emergency memberikan penjelasan bahwa menolong itu adalah kebaikan dan pertolongan segera yang dilakukan secara benar itu jauh lebih penting daripada pertolongan medis yang lengkap dan sempurna tapi harus menunggu.. Om Rendra memberikan contoh-contoh sekilas bagaimana cara menolong pertama kali dengan benar mampu untuk menyelamatkan seseorang dari kematian dan atau kecacatan permanen..

Obrolan mengenai pertolongan pertama menjadi salah satu topik seru pembicaraan pada ajang temu ngobrol Nusantaride wilayah Tangerang.. karena sebagai pengendara sepeda motor dan sering blusukan maka faktor kecelakaan makin besar tentu pemahaman terhadap pertolongan pertama yang benar sangat diperlukan.. dan tentu saja pemahaman pertolongan pertama ini dapat dipergunakan juga di rumah, di kantor maupun di mana saja..

Akhirnya Om Rendra menawarkan pelatihan penanganan pertama pada kecelakaan.. tentu saja tawaran yang tidak akan ditolak.. mengenai lokasi akan mempergunakan tempat latihan dan pendidikan kepunyaan Om Rendra sedangkan waktunya akan ditentukan kemudian..

Tanggal 26 Juni 2014.. Om Rendra mengumumkan bahwa beliau bisa memberikan pelatihan penanganan pertama pada kondisi emergency pada esok hari atau tanggal 27 Juni 2014 sore hari.. dan peserta angkatan pertama hanya dibatasi 5 orang saja.. diriku terlambat daftar karena terlambat membuka dan membaca pesan.. hadeuh.. sudah 5 orang yang daftar.. tapi ah coba daftar juga.. mudah-mudahan Om Rendra memberikan kelonggaran bagi diriku.. eh ternyata diriku diperbolehkan ikut.. asyyikk.. terimakasih Om Rendra.. diriku senang diikutsertakan karena diriku sangat sangat ingin mengetahui dan menguasi pemahaman mengenai penanganan korban terhadap kondisi emergency.. ilmu yang penting dan harus kumiliki kalau touring, di kantor dan di keluarga atau dimana saja..keinginan diriku untuk bisa menolong dapat kuterapkan dengan benar…

27 Juni 2014 pukul setengah enam sore… 30 menit terlambat dari jadwal… diriku tiba di tempat pelatihan di Jalan Wijaya Kusuma 17 Jakarta.. datang berbarengan dengan Om Iki yang juga berminat mengikuti pelatihan tersebut.. kami ngobrol sambil menunggu sahabat yang lain datang… ditunggu hingga menjelang pukul enam sore tidak ada yang datang lagi.. Om Rendra memutuskan untuk memulai saja training dengan peserta yang sudah datang yaitu diriku dan Om Iki.. dan tentu saja instrukturnya adalah Om Rendra..

Om Rendra adalah salah seorang instruktur bersertifikat international dari lembaga Emergency First Response.

Latihan dimulai dengan paparan dari Om Rendra mengenai apa itu Emergency Fast Response baik mengenai lembaganya, kursus dan pelatihan yang diadakan, serta jasa dan pelayanan yang diberikan oleh Emergency First Response (untuk lebih mengetahui silahkan klik Emergency First Response)..

Masing-masing peserta diberikan buku pedoman, buku yang akan kami pergunakan selama mengikuti training Emergency First Response

001 buku

Buku pedoman Emergency First Response Participant Manual terdiri dari tiga bagian yaitu :

  1. Bagian pertama – Independent Study Workbook : menerangkan informasi penting mengenai Emergency Responder Care. Bagian pertama ini menerangkan bagaimana prosedur atau tahapan pemberian tindakan darurat dan menjelaskan peran seorang Emergency First Responder atau terjemahan umumnya adalah seseorang yang pertama kali menangani kondisi darurat
  2. Bagian kedua – Skills Workbook : menerangkan tahapan tindakan simulasi pemberian pertolongan pertama pada kondisi darurat atau emergency
  3. Bagian ketiga – memberikan referensi cara penanganan korban pada kondisi emergency untuk berbagai kondisi seperti pemberian CPR untuk berbagai tingkatan usia, penyiapan perlengkapan dan peralatan emergency, pertolongan pertama pada korban luka badan, luka yang berhubungan dengan suhu misal terbakar dan hyporthemia serta pertolongan untuk yang berhubungan dengan sakit misal serangan jantung, stroke, keracunan

Om Rendra menyampaikan bahwa buku tersebut diharapkan dibaca oleh seluruh peserta sebagai buku panduan.. Om Rendra menyampaikan juga bahwa panduan pelatihan Emergency First Response mengikuti prosedur emergency yang dikembangkan oleh anggota ILCOR (International Liason Commitee on Resuscitation) yaitu suatu lembaga forum dunia dari beberapa lembaga keselamatan terkemuka di dunia (untuk lebih mengetahui silahkan klik ILCOR)

Pelatihan dimulai dengan paparan instruktur yaitu Om Rendra mengenai apa saja yang akan dipelajari, urutan materi dan simulasi serta pembagian waktu

002

Sebelum memulai pelatihan.. kami diminta menyampaikan kenapa tertarik untuk mengikuti pelatihan Emergency First Response.. diriku sampaikan bahwa diriku pada saat berkendara sering kali melihat yang kecelakaan namun ragu untuk menolong karena khawatir pertolongan yang akan kuberikan malah membuat kondisi korban lebih parah.. dan diriku ingin tahu apa saja yang harus kulakukan dan kupersiapkan dari sisi penanganan kondisi emergency sebelum touring.. serta satu lagi alasan diriku ingin mengikuti training ini dapat dipraktekan dimana saja termasuk di rumah

Om Rendra memahami alasan diriku untuk ikut latihan Emergency First Response.. Om Rendra memahami keraguan diriku untuk menolong karena hal itu sering ditemui.. Om Rendra meminta kami untuk membuka buku panduan yang dibagi dan membuka halaman 1-10.. yang isinya ternyata 6 alasan yang sering ditemui mengapa seseorang enggan untuk memberikan pertolongan darurat yaitu :

  1. Gugup dan tegang, tidak tahu apa yang harus dikerjakan
  2. Perasaan bersalah, takut merasa bersalah karena pertolongan yang diberikan tidak menyebabkan korban membaik setelah diberikan pertolongan darurat
  3. Khawatir tidak memberikan pertolongan secara benar
  4. Khawatir membuat kondisi korban malah memburuk
  5. Khawatir tertular penyakit dan infeksi
  6. Khawatir ada tuntutan hukum atau terlibat pada masalah selanjutnya

Om Rendra menyampaikan bahwa sebenarnya kita tidak perlu takut untuk dituntut karena pada dasarnya menolong itu adalah pekerjaan yang baik… di beberapa negara ada yang telah mengadopsi Good Samaritan Law yaitu aturan yang diberlakukan untuk mendorong orang memberikan bantuan kepada orang lain. Secara umum, aturan tersebut melindungi individu yang sukarela menawarkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Aturan ini diciptakan untuk memberikan kekebalan terhadap tuntutan hukum karena sudah memberikan bantuan.

Agar kita bisa dilindungi oleh Good Samaritan Laws, maka pada saat kita memberikan pertolongan, 6 hal berikut harus dilaksanakan :

  1. Hanya memberikan pertolongan sesuai dengan yang dilatihkan sebagai Emergency Responder
  2. Meminta ijin untuk menolong kepada yang hendak ditolong
  3. Bertindak dengan itikad baik
  4. Tidak bersikap sembrono atau lalai
  5. Bertindak hati-hati
  6. Memberikan pertolongan hingga selesai

Diriku penasaran dengan penerapan Good Samaritan Laws di Indonesia.. pada saat menulis cerita mengenai pelatihan ini diriku googling dan browsing internet.. ternyata Indonesia belum sepenuhnya menerapkan atau memberlakukan hukum yang dapat melindungi seseorang dari tuntutan hukum apabila menolong seseorang.. aturan untuk menolong orang lain dalam keadaan membahayakan diatur dalam Pasal 531 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang isinya mengenai hukum meninggalkan orang yang membutuhkan pertolongan


Hukum Meninggalkan Orang yang Membutuhkan Pertolongan

sumber : hukumonline.com

………
Pasal 531 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) :

“Barangsiapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya, dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,- Jika orang yang perlu ditolong itu mati.”

……..

Jadi pada dasarnya jika Anda tidak memberikan pertolongan atau tidak mencari pertolongan padahal Anda dapat melakukannya dan hal tersebut tidak membahayakan keselamatan Anda atau orang lain yang juga turut membantu, Anda dapat dipidana berdasarkan Pasal 531 KUHP ini

…..

Om Rendra menyampaikan bahwa pada kejadian darurat atau emergency… keberhasilan untuk menyelamatkan seseorang akan semakin menipis seiring berjalannya waktu.. terutama ketika korban pada kejadian darurat diyakini jantungnya tidak berdenyut atau terlihat tidak bernapas, maka kerusakan otak permanen dan tidak bisa diobati dapat terjadi dalam hitungan menit, kalau pada saat itu ada tenaga medis profesional maka hal itu dapat ditangani oleh tenaga medis.. namun apabila tenaga medis tidak ada atau dalam perjalanan dan hanya kita yang ada disekitar lokasi.. apakah kita akan mendiamkan?? tentu tidak.. kita diharapkan untuk menolong korban tersebut..

Disampaikan oleh Om Rendra bahwa disamping aspek kemanusian dalam memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, terdapat tiga alasan utama untuk membantu seseorang yang memerlukan pertolongan darurat, yaitu :

  1. Kita dapat menyelamatkan atau memperpanjang usia hidup korban
  2. Kita dapat menolong untuk mengurangi waktu pemulihan korban baik di rumah sakit atau di rumah
  3. Kita dapat membuat perbedaan apakah korban akan mengalami kelumpuhan sementara atau kelumpuhan total

Om Rendra menyampaikan bahwa korban berada kondisi yang lebih parah daripada kita yang bisa menolongnya..dan kita tentu saja diharapkan memberikan pertolongan.. oleh sebab itu dalam pelatihan Emergency First Response akan dipelajari dan disimulasikan hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak terlalu penting pada saat melakukan pertolongan darurat.. tidak perlu fokus pada kesempurnaan.. karena kalau selalu fokus pada kesempurnaan maka dapat diduga bahwa kita tidak akan melakukan apapun pada saat terjadi kondisi emergency sebenarnya..

Disampaikan pula bahwa setelah mengikuti training Emergency First Response maka kita akan paham bahwa tidak sulit untuk memberikan pertolongan yang benar dan menyadari bahwa Pertolongan memadai jauh lebih baik dari pada pertolongan sempurna yang ditunda (adequate care provided is always better than perfect care withheld)

Selain karena diriku ingin tahu bagaimana memberikan pertolongan kedaruratan medis pada saat emergency dan mendapatkan penjelasan dari Om Rendra secara panjang lebar mengapa kita harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai pertolongan pada saat kejadian emergency atau darurat.. menambah semangat diriku belajar dan menggali pengetahuan dan pemahaman mengenai Emergency Fisrt Response.. apalagi setelah kutemui artikel yang memuat betapa beruntungnya diriku sebagai seorang muslim apabila bisa membantu seseorang dalam kesusahan..


MUDAHKANLAH URUSAN ORANG LAIN

sumber : jalandakwahbersama.wordpress.com – Jalan Dakwah Bersama – Sebuah Upaya untuk Mengingatkan

………

Apabila kita mengetahui bahwa sebenarnya kita mampu berbuat sesuatu untuk menolong kesulitan orang lain, maka segeralah lakukan, segeralah beri pertolongan. Terlebih lagi bila orang itu telah memintanya kepada kita. Karena pertolongan yang kita berikan, akan sangat berarti bagi orang yang sedang kesulitan. Cobalah bayangkan, bagaimana rasanya apabila kita berada di posisi orang yang meminta pertolongan pada kita, Dan sungguh Allah SWT sangat mencintai orang yang mau memberikan kebahagiaan kepada orang lain dan menghapuskan kesulitan orang lain.

Berikut beberapa hadits yang menerangkan tentang keutamaan menolong dan meringankan beban orang lain:

  1. Pada suatu hari Rasululah SAW ditanya oleh sahabat beliau : “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang paling dicintai oleh Allah ? Rasulullah SAW menjawab : “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain; sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain, atau melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan ” (Hadits riwayat Thabrani).
  2. Setiap gerakan pertolongan merupakan nilai pahala ” Siapa yang menolong saudaranya yang lain maka Allah akan menuliskan baginya tujuh kebaikan bagi setiap langkah yang dilakukannya ” (HR. Thabrani).
  3. Memberikan bantuan juga dapat menolak bala, sebagaimana dinyatakan ” Sedekah itu dapat menolak tujuh puluh pintu bala ” (HR Thabrani ). Pertolongan Allah kepada seseorang juga tergantung dengan pertolongan yang dilakukannya antar manusia. “Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama hamba itu menolong orang yang lain“. (Hadits muslim, abu daud dan tirmidzi)
  4. Lebih hebat lagi, membantu orang yang susah lebih baik daripada ibadah umrah, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih berikut ini: ”Siapa yang berjalan menolong orang yang susah maka Allah akan menurunkan baginya tujuh puluh lima ribu malaikat yang selalu mendoakannya dan dia akan tetap berada dalam rahmat Allah selama dia menolong orang tersebut dan jika telah selesai melakukan pertolongan tersebut, maka Allah akan tuliskan baginya pahala haji dan umrah dan sesiapa yang mengunjungi orang yang sakit maka Allah akan melindunginya dengan tujuh puluh lima ribu malaikat dan tidaklah dia mengangkat kakinya melainkan akan dituliskan Allah baginya satu kebaikan, dan tidaklah dia meletakkan tapak kakinya untuk berjalan melainkan Allah angkatkan daripadanya, Allah akan ampunkan baginya satu kesalahan dan tinggikan kedudukannya satu derajat sampai dia duduk disamping orang sakit, dan dia akan tetap mendapat rahmat sampai dia kembali ke rumahnya ” (HR Thabrani).
  5. Memberikan bantuan juga dapat memadamkan kemarahan Tuhan, perhatikan hadits berikut ini: “Sesungguhnya sedekah yang sembunyi-sembunyi akan memadamkan kemarahan Allah, dan setiap perbuatan baik akan mencegah keburukan dan silaturrahmi itu akan menambah umur dan menghilangkan kefaqiran dan itu lebih baik daripada membaca laa haula wa laa quwwata illaa billah padahal dengan membacanya saja akan mendapat perbendaharaan surga dan dengan berbuat baik itu juga dapat menyembuhkan penyakit dan menghilangkan kegelisahan ” (HR. Thabrani).
  6. Menolong orang lain juga dapat mengampuni dosa. “Siapa yang berjalan untuk membantu saudaranya sesama muslim maka Allah akan menuliskan baginya suatu kebaikan dari tiap langkah kakinya sampai dia pulang dari menolong orang tersebut. Jika dia telah selesai dari menolong saudaranya tersebut, maka dia telah keluar dari segala dosa-dosanya bagaikan dia dilahirkan oleh ibunya, dan jika dia ditimpa kecelakaan (akibat menolong orang tersebut) maka dia akan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab ” (HR. Abu Ya’la).
  7. Allah SWT akan memberikan pelayanan surga kepada orang yang menolong meringankan beban hidup orang lain. Perhatikan hadits berikut ini: ” Sesiapa yang bersikap ramah kepada orang lain dan meringankan beban hidupnya baik sedikit maupun banyak maka kewajiban bagi Allah untuk memberikan kepadanya pelayanan dengan pelayanan surga ” (HR Thabrani).
  8. Orang yang menolong orang yang sakit laksana berada dalam taman surga, seperti dinyatakan oleh hadits: “Siapa yang mengunjungi seseorang yang lain maka dia mendapatkan rahmat Allah dan siapa yang mengunjungi orang yang sakit maka dia seperti berada di dalam taman-taman (raudhah) surga ” (HR Thabrani).
  9. Membantu orang lain juga merupakan ibadah shalat dan sedekah, sebagaimana dalam hadtis disebutkan :” Amar Makruf dan mencegah kemungkaran yang kamu lakukan adalah shalat. Menolong orang yang susah juga merupakan shalat. Perbuatan menyingkirkan sampah dari jalan juga shalat dan setiap langkah yang engkau lakukan menuju tempat shalat juga merupakan shalat ” (HR. Ibnu Khuzaimah).

……..

Setelah kita mengetahui keutamaan membantu dan meringankan kesulitan orang lain, masih enggankah kita memberikan bantuan dan meringankan kesulitan orang lain? Terlebih lagi bila orang yang kesulitan, telah meminta langsung pertolongan kepada kita, pantaskah kita sebagai orang beriman mengabaikan permintaan pertolongan yang dimohonkan? Padahal kita mempunyai kemampuan dan kesanggupan untuk membantunya.

………

Janganlah mengundang kesulitan dalam hidup kita, jangan mempersempit urusan kita, dan jangan mengundang azab dan murka Allah. Tapi undanglah kemudahan, kelapangan urusan, cinta, kasih sayang dan pertolongan dari Allah, dengan memberikan bantuan, pertolongan kepada orang yang membutuhkannya.

Setelah diskusi alasan peserta tertarik untuk ikut pelatihan Emergency First Response dan paham manfaat pelatihan Emergency First Response.. saatnya untuk segera memulai pelatihan.. siap Om.. kami akan jadi murid yang baik dan haus akan pengetahuan dan pemahaman ilmu yang sangat berguna ini..

Om Rendra menyampaikan bahwa pelatihan Emergency First Response dibagi menjadi dua tahapan :

  1. Sesi pertama – Primary Care : Bagaimana memberikan pertolongan pada kondisi emergency yang membahayakan jiwa
  2. Sesi kedua – Secondary Care : Bagaimana memberikan pertolongan pada saat petugas medis darurat belum tiba atau tidak ada, Secondary care juga menerangkan bagaimana memberikan pertolongan pertama untuk korban dengan kondisi yang tidak membahayakan jiwa

Training akan lebih banyak diskusi, praktek dan simulasi dan bagaimana pentingnya pemahaman mengenai Chain of Survival (rantai kelangsungan hidup) dalam penanganan darurat… Chain of Survival menekankan pentingnya kerjasama antara penolong dengan petugas medis profesional dalam penanganan korban.

Chain of Survival terdiri dari 4 hal yang berkelanjutan, yaitu :

  1. Early Recognition and Call for Help (Segera memahami dan minta bantuan)
    Seorang Emergency Responder dalam Chain of Survival bertugas untuk memanggil bantuan medis dan menolong korban selama bantuan medis belum tiba.
    Apabila Emergency Responder mengetahui bahwa terjadi kondisi emergency maka seorang Emergency Responder terlebih dahulu harus melakukan evaluasi lingkungan untuk memastikan bahwa kondisi aman untuk dilakukan pertolongan, selanjutnya untuk kejadian yang mengancam jiwa korban maka hubungi dahulu badan pertolongan darurat lalu lakukan pertolongan.. hal ini disebut Call First and Care First
  2. Early CPR – Cardiopulmonary Resusciation
    Seseorang yang tidak bisa bernapas normal dan tidak ada denyut jantung memerlukan CPR sesegera mungkin. CPR adalah pertolongan untuk memaksa jantung berdenyut dan mengalirkan darah ke otak dan organ vital lainnya. Tindakan CPR segera adalah tindakan yang paling baik untuk serangan jantung sampai pengejut jantung atau tenaga medis profesional tiba. Tindakan CPR segera dapat melipatgandakan kesempatan korban untuk selamat.
    CPR dan beberapa tindakan pertolongan pertama lainnya adalah kegiatan yang melibatkan emosi, namun seorang Emergency Responder tidak boleh merasa khawatir bahwa tindakannya telah melukai korban, khususnya ketika melakukan CPR terhadap seseorang yang tidak sadar dan tidak bernapas normal, karena seseorang yang tidak sadar dan tidak bernapas normal sebenarnya sedang berada pada kondisi terburuk karena kemungkinan jantung korban tidak berdenyut.
    jadi pertolongan memadai yang diberikan adalah lebih baik dari pada pertolongan sempurna yang ditunda (adequate care provided is always better than perfect care withheld)
  3. Early Defibrillation
    dikombinasikan dengan CPR, pengembalian irama denyut jantung (defibrillation) oleh seorang Emergency Responder atau tenaga medis terlatih, dapat secara signifikan meningkatkan kemungkinan selamat pada korban dengan serangan jantung. Biasanya pelatihan kedaruratan pertolongan medis juga dilatih untuk mempergunakan Automated External Defibrillator (AED), yang apabila dipergunakan ke seseorang dengan serangan jantung maka AED akan otomatis menganalisa irama jantung korban dan memberikan tanda apakah kejutan listrik diperlukan untuk menolong korban agar denyut jantung kembali normal.
  4. Early Proffesional Care and Follow Up
    Kecepatan untuk segera mendapatkan bantuan medis lebih lanjut merupakan rantai keselamatan yang penting, yang biasanya dilakukan oleh tenaga medis terlatih dan profesional. Setelah penanganan kedaruratan di lokasi kejadian, maka personil EMS profesional dan terlatih akan membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Pelatihan Emergency First Response yang akan disampaikan kepada kami terdiri dari :

  1. Scene Assessment
    Mengevaluasi situasi dan kondisi tempat kejadian apakah ada yang dapat membahayakan penolong maupun korban
  2. Barrier Use
    pemahaman mengenai penggunaan alat-alat keselamatan diri yang diperlukan pada saat pemberian penangangan kedaruratan terhadap korban
  3. Primary Assesment
    Evaluasi kondisi korban
  4. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR)
    Resusitasi jantung paru-paru atau tindakan pertolongan pertama pada korban yang mengalami henti napas
  5. Choking Adult
    Bagaimana menyelamatkan seseorang yang tersedak atau tersumbat saluran pernapasannya
  6. Serious Bleeding Management
    Penanganan korban dengan pendarahan serius
  7. Shock Management
    Penanganan korban akibat syok
  8. Spinal Injury Management
    Penanganan korban yang diduga mengalami cidera tulang belakang

Point 1 sampai point 5 akan diberikan pada sesi pertama, selanjutnya akan diberikan pada sesi kedua pada hari lain…

Pelatihan Emergency First Response memasuki inti pelatihan.. dimulai dengan pemutaran video mengenai sesi yang akan disampaikan..

Disela-sela pemutaran video.. Om Rendra memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan yang kami sampaikan apabila ada hal yang menurut kami tidak jelas..

Setelah pemutaran video dan diskusi.. pelatihan dilanjutkan dengan simulasi penerapannya.. Om Rendra pertama kali memberi contoh selanjutnya kami praktekan apa yang ada di film, teori di buku dan contoh yang di berikan.. pada setiap sesi.. dilakukan simulasi beberapa macam situasi yang mungkin terjadi.. sistem pelatihan semacam ini ternyata sangat membantu kami dalam memahami pelajaran yang diberikan..

008

Sesi pertama pelatihan Emergency First Response Primary Care memberikan pemahaman mengenai langkah-langkah dan teknik untuk penanganan kedaruratan medis yang mengancam keselamatan jiwa

Emergency First Response Primary Care (CPR) mengajarkan peserta bagaimana untuk menanggapi keadaan darurat yang mengancam jiwa. Kursus ini berfokus pada perawatan primer melalui kombinasi pengembangan pengetahuan, pengembangan keterampilan dan praktek serta simulasi terhadap skenario realistis untuk memastikan peserta memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk memberikan perawatan ketika situasi darurat muncul.

keterampilan Primary Care (CPR) yang diajarkan dalam kursus ini:
Perlunya penilaian situasi dan kondisi lapangan untuk memastikan Keselamatan penolong dan tidak bertambah buruknya keadaan korbanl – pemahaman mengenai perlindungan terhadap penyakit menular, termasuk penggunaan alat perlindungan diri dalam memberikan pertolongan penyelamatan Breathing Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) terhadap korban Sadar dan atau dibawah Sadar, bagaimana penanganan apabila saluran udara pernapasan terganggu hingga penanganan terhadap cidera tulang belakang

Peserta ditekankan untuk mengingat dan mengaplikasikan The Cycle of Care yaitu pedoman yang memberikan arahan dan prioritas yang benar tindakan kedaruratan medis bagi Emergency First Responder bagaimana untuk menanggapi keadaan darurat yang mengancam jiwa

Grapik AB-CABS diatas menjelaskan bahwa seorang Emergency First Responder harus segera melakukan “AB” yaitu segera memeriksa apakah saluran pernapasan korban terbuka (Airway Open ) dan memeriksa apakah korban bernapas normal (Breathing Normally). Jika saluran napas korban terbuka dan korban tidak bernapas secara normal, maka lakukan langkah selanjutnya yaitu “CAB” (pada lingkaran biru). Pada situasi ini penolong harus segera memberikan Chest Compressions atau tekanan berulang pada dada korban. Setelah Chest Compressions, penolong segera buka dan periksa saluran napas korban (Airway Open) dan berikan napas buatan terhadap korban (Breathing for Patient). Pada pelatihan ini dijelaskan bahwa urutan tersebut adalah urutan pemberian CPR atau Cardiopulmonary Resusciation

Setelah penolong selesai memberikan bantuan pernapasan buatan kepada korban, maka kembali melakukan Chest Compressions dan mengulang kegiatan dalam selanjutnya. Penolong terus melakukan CPR dalam lingkaran berkesinambungan yaitu Chest Compressions, membuka kembali saluran napas, memberikan bantuan pernapasan. Urutan tersebut disebut Cycle of Care

Jika penolong mendapati korban bisa bernapas normal, maka tidak perlu diberikan CPR dan tidak melakukan CAB dalam lingkaran biru. Pada situasi korban bisa bernapas normal penolong langsung melakukan S pada urutan CABS dan melakukan penanganan kedaruratan pendarahan serius (Serious Bleeding), penurunan mendadak aliran darah (Shock), dan cidera tulang belakang (Spinal Injury)

Ditekankan pula bahwa apabila kita melakukan tindakan CPR pada korban yang tidak bernapas normal, maka penolong harus melanjutkan dengan Chest Compressions, membuka saluran napas (Airway) dan memberikan napas buatan (Breath) – CAB. Penolong tidak perlu melakukan penanganan kedaruratan medis untuk pendarahan serius, syok dan cidera tulang belakang. CPR merupakan prioritas yang harus dilakukan apabila korban tidak bernapas normal.

Menjelang pukul 9 malam pelatihan Emergency First Response sesi pertama selesai dilaksanakan dengan pokok materi yaitu Primary Care Bagaimana memberikan pertolongan kedaruratan medis pada kondisi emergency yang membahayakan jiwa

Sesi selanjutnya akan dilaksanakan apabila tersedia waktu yang memungkinkan.. diriku pulang dengan membawa pemahaman bahwa menolong itu adalah suatu kebaikan dan kita tidak boleh meninggalkan seseorang yang perlu bantuan.. setelah mengikuti pelatihan Emergency First Response – Primary Care ini.. diriku makin mantap untuk segera memberikan bantuan apabila diperlukan.. ternyata tidak sulit untuk memberikan bantuan kedaruratan yang mampu membuat perbedaan antara selamat dan meninggal.. atau luka sementara dan luka permanen.. Pertolongan memadai yang diberikan adalah lebih baik dari pada pertolongan sempurna yang ditunda.. (adequate care provided is always better than perfect care withheld).. terimakasih Om Rendra atas kemurahan hati Om Rendra untuk berbagi ilmu.. diriku menunggu informasi pelaksanaan sesi kedua secepatnya..

Tanggal 28 Juni 2014 pagi hari.. hape memberikan tanda bahwa ada pesan yang masuk.. kubuka.. ternyata pesan dari group kontak para sahabat Nusantaride wilayah Tangerang.. pesannya adalah bahwa pagi ini akan diadakan pelatihan Emergency bagi yang berminat.. sesi pertama pagi hari dan sesi kedua siang hari.. assyiikk ada kelanjutannya.. diriku langsung daftar untuk gabung pada sesi kedua… dipersilahkan oleh Om Rendra.. terimakasih Om Rendra..

Tiba di tempat pelatihan pukul satu siang lebih dikit.. ternyata yang mengikuti pelatihan adalah Om Ade dan Om Rudi.. sedangkan Om Iki yang hari kemarin telah mengikuti pelatihan sesi pertama tidak bisa mengikuti pelatihan sesi kedua kali ini karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan kantor.. akhirnya kami bertiga memulai pelatihan Emergency First Response sesi kedua..

Om Rendra sebagai instruktur menyampaikan bahwa pada sesi kedua adalah Emergency First Response – Secondary Care : Bagaimana memberikan pertolongan pada saat petugas medis darurat belum tiba atau tidak ada, Secondary care juga membahas bagaimana memberikan pertolongan pertama untuk korban dengan kondisi yang tidak membahayakan jiwa

Jadi pada sesi secondary care ini peserta akan melakukan review terhadap Cycle of Care yang diajarkan pada sesi pertama – yaitu memastikan bahwa tidak ada ancaman yang mungkin terjadi terhadap keselamatan jiwa korban- selanjutnya adalah memberikan penanganan kedaruratan medis yang memastikan kembali kondisi korban, meringankan penderitaan dan mengurangi resiko terjadinya luka yang lebih parah hingga bantuan tenaga medis profesional datang

Kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta pada sesi secondary care adalah :

  1. Injury Assessment : Penilaian terhadap cidera yang diderita korban
  2. Illness Assessment : Penilaian terhadap sakit yang diderita korban
  3. Bandaging : Melakukan perban bada luka
  4. Splinting for Dislocations and Fractures : Pembebatan untuk keseleo dan patah tulang

Keempat kemampuan tersebut akan dipraktekan pada materi yang belum secara lengkap diberikan pada sesi pertama yaitu pendarahan serius, syok, dan cidera tulang belakang

Seperti sesi pertama.. pelatihan sesi kedua ini juga dimulai dengan pemutaran video mengenai yang akan dipelajari, disampaikan penjelasan oleh Om Rendra sebagai Instruktur, tanya jawab dan langsung disimulasikan..

Sesi kedua ini mempraktekan seluruh materi sesi pertama dan sesi kedua yang diberikan mulai dari tindakan pertama kali apabila mendapati suatu keadaan emergency, menilai keadaan lokasi kejadian, menerapkan call first care first, mempergunakan alat perlindungan diri, menilai kondisi korban, memberikan CPR apabila diperlukan, simulasi praktek penanganan apabila korban mengalami pendarahan serius, mengalam syok, dan mengalami cidera tulang belakang

Sesi kedua ini juga lebih banyak diskusi bagaimana penerapan di lapangan terutama saat kita touring dan mendapatkan ada kecelakaan baik orang lain maupun teman seperjalanan.. apasaja yang harus dilakukan dan alat apa saja yang bisa dipergunakan.. pokoknya seru dan bermanfaat..

Pelatihan Emergency First Response – Secondary Care berakhir menjelang pukul 5 sore.. walaupun sudah diberikan beberapa pemahaman mengenai bagaimana memberikan pertolongan kedaruratan.. namun Om Rendra mengingatkan bahwa peserta untuk membaca kembali buku panduan yang diberikan karena disana terdapat materi yang sangat bermanfaat namun dapat dipelajari sendiri..

Sewaktu diriku menyusun cerita ini.. kubuka dan kupelajari isi panduan Emergency First Response.. ternyata isinya sangat bagus dan penyampaian materi didalam buku tersebut sangat jelas.. sambil membaca buku tersebut dan mengingat kembali materi serta simulasi yang telah diberikan di kelas.. membuat sangat gampang untuk memahami isi buku tersebut..

001 buku

Sebagai tambahan.. diriku menambahkan informasi yang diperoleh sewaktu googling dan browsing internet untuk mendapatkan pemahaman tambahan mengenai apa yang ditulis.. salah satu informasi yang mungkin berguna adalah bagaimana tindakan kita apabila ada kecelakaan lalulintas.. saran tindakan pada suatu kecelakaan lalu lintas yang dikeluarkan oleh TMC Polda Jaya


Tindakan Pertama Apabila Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas

sumber : Traffic Management Centre (TMC) Ditlantas Polda Metro

Tindakan Pertama apabila terlibat Kecelakaan Lalu Lintas

I. Terlibat kecelakaan lalu lintas

  1. Menguasai keadaan atau sikap
  2. Pertolongan
    Kalau anda cukup sadar dan dapat memberikan pertolongan kepada korban lain ini merupakan tindakan yang sangat mulia, segera pada kesempatan pertama membawa korban ke Rumah Sakit.
  3. Menghubungi Petugas.

II. Mendapatkan kecelakaan

  1. Menguasai keadaan atau sikap
  2. Memberikan pertolongan :
    • Dalam memberi pertolongan gunakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan tepat, kalau tidak tepat justru dapat membahayakan korban.
    • Hentikan kendaraan yang ada pada kesempatan pertama bila ada korban yang perlu dibawa ke Rumah Sakit, jangan lupa catat nomor kendaraan dan dibawa kemana korban tersebut dibawa.
    • Bila situasi memungkinkan, diusahakan menghubungi keluarga korban berdasarkan petunjuk atau keterangan yang ada.
    • Dalam menolong korban diusahakan mengutamakan menolong korban yang menderita luka berat, baru kemudian yang luka ringan dengan meminta bantuan orang-orang yang ada disekitar.
  3. Menghubungi Petugas

uraian lebih lengkap silahkan klik Tindakan Pertama Apabila Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas – TMC Polda Metro Jaya

Kalau kita perhatikan ternyata tindakan yang diharapkan oleh pihak kepolisian Indonesia secara garis besar sama dengan yang diajarkan oleh Emergency First Response yaitu pastikan keselamatan penolong, berilah bantuan, hubungi tenaga terlatih dan profesional.. satu hal penting yang perlu diriku sampaikan disini adalah kalimat “…Kalau anda cukup sadar dan dapat memberikan pertolongan kepada korban lain ini merupakan tindakan yang sangat mulia…”

Mari kita membayangkan apabila dirumah kita ada yang terluka, pasangan kita jari tangannya terluka oleh pisau saat mempersiapkan makanan buat kita, di tempat olah raga ada seseorang paruh baya terjatuh karena serangan jantung, pada suatu kegiatan ada seseorang yang pingsan karena terlalu lama berdiri dan kepanasan, dijalan raya terjadi kecelakaan kendaraan dimana pengendaranya luka parah, di kolam renang kita melihat ada seorang yang mengambang tidak bergerak dan muka menghadap ke bawah, pada saat kita makan di restoran tiba-tiba ada seseorang tersedak dan terlihat tercekik karena tenggorokannya tersumbat makanan..

Kejadian tersebut dapat terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja.. mungkin orang-orang yang mengalami kejadian tersebut diatas hanya memerlukan bantuan kecil kita.. namun yang lain akan meninggal atau menderita luka serius yang permanen jika tidak mendapatkan pertolongan segera. Banyak hal yang dapat membuat perbedaan apakah bisa diselamatkan jiwanya dan terbebas dari kelumpuhan serius atau tidak bisa terselamatkan jiwanya… kesehatan individu, keras atau tidaknya kejadian, jarak dan waktu mendapatkan bantuan medis, dan juga faktor keberuntungan… tiada seorang pun yang bisa mengontrol hal-hal tersebut..

Tapi ada satu hal yang dapat kita control ketika kita berada pada lokasi kejadian emergency.. seringkali hidup atau mati… sembuh total atau lumpuh permanen.. tergantung dari bantuan seseorang antara pertama kali diberikan penanganan di tempat hingga bantuan tenaga medis profesional tiba… Jika kita berada pada posisi tersebut.. kita dapat memberikan pertolongan sebagai seorang Emergency Responder, sebagai orang awam, kita tidak bisa menjamin bahwa korban akan hidup atau sembuh total.. terlalu banyak hal diluar kemampuan kontrol siapapun.. tapi kita dapat lebih percaya diri pada saat berada pada situasi emergency.. semua tindakan yang dapat dilakukan bisa dilakukan..

Jika kita tidak paham mengani prosedur penanganan kedaruratan, sepertinya menolong seseorang pada kejadian emergency itu merupakan sesuatu yang menakutkan dan rumit. Apa yang harus kita lakukan? tindakan apa yang harus dilakukan? bagaimana selanjutnya? .. pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan muncul terus, padahal kenyataannya tidaklah rumit. Jika kita mampu mengingat sebuah kata sederhana, maka kita akan tahu apa yang akan kita kerjakan. Hal ini disebabkan pada tindakan kedaruratan medis, kita mengikuti tahapan yang sama.. memberikan penanganan awal berdasarkan apa yang dihadapi.

Setelah mengikuti pelatihan Emergency First Response Primary Care (CPR) dan Secondary Care (First Aid), kepercayaan diri kita untuk menolong bertambah.. kita bisa menerapkan dan mengikuti tahapan yang diperlukan secara benar.. sehingga kita melaksanakan sesuatu yang benar pada waktu yang tepat, kita bisa menerapkan bantuan penanganan awal mengikuti skala prioritas yang sama dipergunakan oleh tenaga medis profesional..

Terimakasih Nusantaride… Terimakasih Om Rendra… Terimakasih Emergency First Response…

Adequate care provided is better than perfect care withheld..

Pertolongan memadai yang diberikan adalah lebih baik dari pada pertolongan sempurna yang ditunda


Aksi

Information

Tinggalkan komentar