Morning Market – Gouverneurs Kantoor – Ye cheng

17 03 2013

 

 

Kesempatan untuk pacaran berkeliling kota Jakarta mengendarai Python akhirnya datang juga tanpa diduga..

Beberapa hari setelah pulang dari Ujung Genteng… my lovely wife mengutarakan bahwa anak-anak perlu peralatan sekolah dan kamar anak-anak perlu dipasang jam dinding yang jelas angkanya biar mereka tahu waktu kalau asyik sendiri di kamar mereka… diam sejenak… kepikiran untuk ke toko buku besar yang ada di mall dekat rumah saja.. pasti ada semua.. tapi kok nggak seru ya??

Kutanya my lovey wife.. mendesak nggak perlunya??… nggak katanya… ya udah gimana kalau hari Sabtu atau Minggu saja belinya.. kita beli di Pasar Pagi Jakarta aja biar pilihannya banyak dan murah… my lovely wife terdiam… mikirin sesuatu.. pakai apa perginya… kujawab ya pake motorlah.. kita berdua saja kesana.. pacaran lagi.. anak-anak?? tanya my lovely wife.. nggak apa-apa ditinggal dirumah saja..toch udah pada mulai gede.. lagian Mas Adhi.. demikian panggilan kepada anakku yang pertama.. lagi seneng-senengnya main internetan.. pasti nggak mau diajak.. biarin aja Mas Adhi jagain Ade Aziz.. panggilan kepada anakku yang kedua.. my lovely wife akhirnya menyetujui untuk berbelanja ke Pasar Pagi Jakarta… Pasar Pagi Jakarta sudah kami ketahui menjual barang-barang keperluan sekolah dengan harga murah untuk dijual kembali apabila kita membeli secara grosir.. dahulu sewaktu berjualan Warung Abaa yang menjadi usaha rumah kami.. beberapa barang kami beli di Pasar Pagi Jakarta untuk dijual kembali

Setelah sepakat diriku dan my lovely wife akan ke Pasar Pagi Jakarta.. maka selanjutnya adalah penentuan waktu keberangkatan… antara hari Sabtu atau hari Minggu… kuserahkan pilihannya pada my lovely wife… diriku sich siap kapan dan kemana saja selama my love wife jadi boncenger… mempertimbangkan bahwa anak-anak masih ada kegiatan sekolah pada hari Sabtu maka ditentukan oleh my love wife bahwa kita akan berangkat hari Minggu tanggal 17 Juni 2012… assyyiiikk…. tanggal udah ditentuin… langsung nyalain komputer buka maps.google.co.id buat cari rute dan jarak… dari Serpong ke Pasar Pagi cuma 30 kilometer paling lama 2 jam.. itupun kalau jalan nyantai..

Hari Minggu hari libur, Jakarta nggak bakalan macet.. ya udah ditambah tujuannya… googling lagi cari tempat wisata sekitar Pasar Pagi.. ternyata lumayan banyak juga wisata yang di sekitar Pasar Pagi ini.. ada wisata kota tua, Pecinan, station kota, wah asyik juga… tapi akhirnya yang kupilih adalah wisata kota tua dan pelabuhan Sunda Kelapa… kayaknya cocok dengan tema pacaran… eh belanja dan berduaan pake Python ke Jakarta…

00 rute serpong sunda kelapa

Kusampaikan kepada my lovely wife mengenai rencana perjalanan.. ditanya oleh my lovely wife apakah waktunya cukup sehari.. cukup dan dijamin tidak sampai terlalu malam kita sudah sampai rumah… my lovely wife akhirnya setuju dengan rencana perjalanan kali ini… ayssiik touring keliling kota Jakarta… berduaan.. pacaran lagi… karena diriku tidak hapal jalanan kota Jakarta, maka kcatat koordinat tujuan… lalu masukkin ke GPS…

Akhirnya hari Minggu yang dinanti-nantikan itu datang juga… beres-beres rumah.. mastiin logistik buat anak-anak terpenuhi… set GPS sesuai rencana perjalanan.. pastiin Python dan perlengkapan touring kota sudah siap.. akhirnya.. bla..bla..bla.. prosedur standar orang tua apabila mau ninggalin anak-anaknya.. yaitu petuah dan wejangan.. nekenin mengenai apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak selama ditinggal di rumah.. iya-iya..jawab anak-anak… sepertinya udah nggak sabar pengin orang tuanya segera pergi.. lho ada apakah ini… kok malahan senang ditinggalin oleh ayah bundanya… my lovely wife melirik dan berkata… ya udah.. kalo gitu ayah sama bunda jalan dulu… hati-hati kalian dirumah… demikian pesan my lovely wife kepada anak-anak sebelum berangkat…

Python akhirnya bergerak keluar dari garasi rumah… my lovely wife naik ke boncengan.. sambil ngucapin… nggak usah heran anak-anak seneng ditinggalin oleh orang tuanya.. sebab kemarin waktu diriku nyampein rencana keberangkatan ke Jakarta kepada anak-anak… disampaikan pula bahwa anak-anak boleh main ps, komputer, internet, nonton tv sepuasnya.. ya pastilah mereka senang…apalagi dirumah udah disiapin makanan kesukaan mereka dan uang jajan yang dilebihin kalo mereka pengin jajan sama pedagang yang lewat depan rumah… hmmm… ya cukup fair… biarkan anak-anak main sepuasnya… toh orang tuanya juga mau pacaran sepuasnya… akhirnya brem..brem.. toet..toet… Python menggelinding meninggalkan rumah menuju Jalan Raya Serpong.. my lovely wife langsung melingkarkan tangannya di pinggang dan merapatkan badannya… hmm pertanda asyik nich perjalanan…

Berangkat pukul 11.15.. cuaca cerah cenderung panas.. jalanan lancar, memasuki jalan Serpong.. berbalik arah di putaran balik menuju Tangerang… lancar hingga bundaran Alam Sutera… berhenti sejenak di jembatan penyeberangan Alam Sutera untuk mengambil gambar kondisi lalulintas dari Alam Sutera menuju Serpong dan dari Alam Sutera menuju Tanggerang..

01 alam sutera

02 ke tangerang

Jalan ke arang Tangerang terlihat lancar.. setelah mengambil gambar.. diriku kembali turun dari jembatan penyeberangan.. Python kembali menderu jalan Serpong Raya.. my lovely wife kembali melingkarkan tangannya di pinggang diriku dan merapatkan badannya.. asyik… lanjut Tangerang….

Perjalanan kali ini menyusur jalanan di daerah Cikokol Tangerang.. lancar… berbelok ke jalan Jendral Sudirman… melintas Fly Over… terus ke Tanah Tinggi… lancar…. perempatan… berbelok kanan mengambil jalan Daan Mogot Tangerang.. lancar…. waktu menunjukkan pukul sebelas lewat empat puluh menit… lancar.. hingga perempatan daan mogot ini.. tidak ada kemacetan yang dihadapi… berbeda bila hari kerja… tiap pagi kulintasi jalanan dari rumah hingga perempatan ini banyak kemacetan yang harus dilalui…

03 daan mogot tangerang

Berbelok ke arah Kalideres melalui jalan Daan Mogot.. tidak ada kendaran umum yang lagi berhenti untuk menunggu penumpang… biasanya kalo hari kerja, pasti banyak kendaraan umum yang akan menunggu penumpang di pinggir jalan Daan Mogot menuju Kalideres ini… sekarang.. lancar…. ayo honey kita lanjutkan perjalanan….

Menjelang pukul dua belas siang kurang sepuluh menit.. perjalanan agak tersendat di perempatan terminal Kalideres… biasalah penyebabnya bis dan angkutan umum yang berhenti menunggu penumpang dan saling mendahului untuk segera masuk atau keluar terminal… ditambah kendaraan lainpun banyak yang tidak taat lampu lalu-lintas…

04 kalideres

om..tante..adik..kakak..mbak..abang.. yuk kita patuhi rambu lalu lintas termasuk lampu lalu lintas… sekedar ngingetin lagi.. kalau lampu hijau menyala baru kita jalan… bukan lampu mau hijau.. kita sudah jalan… dan lampu kuning menyala itu kurangi kecepatan untuk berhenti.. bukan tambah kecepatan agar nggak keburu merah… dan merah itu berhenti… berhentinya di belakang garis marka jalan.. bukan celingukan ada polisi nggak dan apakah jalan sepi nggak.. kalau nggak ada polisi dan jalanan sepi.. maka lanjut jalan walau lampu lalu lintas warna merah menyala… mari kita tingkatkan keselamatan, dan ketertiban di jalan raya…

Selepas dari kemacetan di perempatan terminal Kalideres, perjalanan selanjutnya siang hari itu lancar… my loveley wife memeluk mesra.. Python kujalankan santai… terus menyusur jalan Daan Mogot… daerah Kedoya belok kiri memasuki jalan Pangeran Tubagus Angke… ban Python menggelinding terus kurang lebih 4 kilometer lalau belok kiri memasuki jalan Jembatan Dua setelah itu langsung belok kanan menuju jalan Teluk Gong Raya dilanjutkan ke Jalan Bandengan Utara Belok kanan menuju Jalan Pejagalan belok kiri lewati sungai ambil Jalan Pasar Pagi.. langsung belok kanan ke jalan Perniagaan Barat… belok diri di bawah jalan layang Pasar Pagi.. lintasan jalan yang kami lalui semuanya lancar.. akhirnya pukul 12.25 wib.. Python tiba di tujuan pertama…. disambut dengan kemacetan karena banyaknya pengunjung, pedagang yang menyita bahu jalan serta parkir mobil dan sepeda motor… pokoknya Pasar Pagi di hari Minggu siang… sangat padat..Python merayap pelan.. mencari tempat parkir…

06 pasar pagi 1

Setelah mendapatkan tempat parkir… kami tetap harus berupaya agar keluar dari kepadatan.. kami beranjak ke tempat penjualan perlengkapan sekolah terlebih dahulu.. yang terletak di jalan Pasar Pagi.. setelah itu kami merencanakan mencari jam dinding di daerah jalan Petak Baru masih di daerah Pasar Pagi…

07 pasar pagi 2

08 pasar pagi 3

Sekilas mengenai Pasar Pagi ini yang kucuplik hasil pencarian di internet.. mudah-mudahan dapat menambah informasi mengenai pasar pagi ini :

  1. sumber : http://sejarah.kompasiana.com/2011/05/10/menelusuri-jejak-tionghoa-di-jakarta-363698.html

    Pasar Pagi Lama terletak di Asemka, tepatnya di belakang Museum Bank Mandiri. Di sini lah pusat grosir terbesar Indonesia yang menjual berbagai jenis barang murah dari kelontong hingga asesoris. Sebagai Pecinan, di sini juga tentunya banyak terdapat rumah bergaya Tionghoa. Ciri umum rumah Tionghoa adalah di bawah toko, di atas sebagai tempat tinggal (ruko, rumah dan toko). Ada juga yang hanya satu lantai saja. Sayang, rumah-rumah itu kini banyak yang didiamkan, dihancurkan pemiliknya, ditiban dengan bangunan baru atau sama sekali dihancurkan

  2. sumber : http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2009/08/pasar-pagi-asemka-surga-bagi-pecinta.html

    Jika ingin model yang tidak pasaran jangan khawatir. Di Asemka, juga terdapat toko-toko yang menyediakan bahan-bahan mentah untuk merancang gelang, anting, cincin dan pernak pernik lainnya. Berbagai bentuk manik-manik bisa dipilih sesuai selera yang pembuat. Bulat, panjang, kotak, lonjong, hingga berbentuk hati ataupun kupu-kupu. Bahan-bahan tersebut juga tersedia dari yang murah hingga yang mahal seperti kristal swarozki. Selain manik-manik, bahan yang terbuat dari metal juga ada seperti rantai kalung, liontin, paku, jarum dan sebagainya. Warnanya juga beraneka ragam.

    Harga yang ditawarkan di pasar ini berkisar antara Rp10.000-Rp100.000. Jauh lebih murah dari harga yang bisa anda dapati di mal-mal atau pusat perbelanjaan lainnya, dengan kualitas barang yang sama tentunya.

    Tapi yang harus anda cermati dalam berbelanja di Pasar Asemka inilah adalah semua barang dijual grosiran. Sebab rata-rata pembeli disini membeli barang untuk dijual kembali. Jadi lebih baik anda berbelanja dalam jumlah besar agar mendapatkan harga yang murah. Kalaupun anda tidak mau membeli grosiran sebenarnya tidak ada masalah hanya saja harga yang ditawarkan akan menjadi sedikit lebih mahal. Jadi jika anda ingin membeli, sebaiknya tanyakan dulu kepada si penjaga toko apakah barang dagangannya bisa dibeli eceran atau grosir.

    Jika anda tidak ingin berbelanja, maka anda dapat menikmati suasana pecinan di Kawasan Petak Sembilan di sebelah kiri pasar dan keindahan gedung-gedung tua di kawasan ini. Tips jika berwisata ke daerah ini adalah sebaiknya anda membawa minuman dan sapu tangan karena cuaca sangat panas dan sumpek, dan tentu saja, simpan barang dan dompet anda di tempat yang aman.

Setelah mendapatkan barang yang dicari serta sekedar berkeliling dengan bergantengan tangan menikmati suasana Pasar Pagi… beranjak ke tempat penjual mainan anak.. beli mainan buat anakku yang kedua.. anakku yang pertama sich maunya dibeliin cd game komputer dan ps… ya udah nanti dibeliin juga..

Pukul setengah dua siang barulah kami beranjak dari Pasar Pagi menuju tujuan kedua yaitu Kota Tua dengan tujuan utama adalah Museum Sejarah Jakarta atau dikenal sebagai Museum Fatahillah terletak di Jalan Taman Fatahilah, Jakarta Barat.

Lokasi Pasar Pagi dan Kota Tua tidaklah jauh… dari Pasar Pagi ambil arah ke arah station Kota.. lalu belok kiri.. setelah itu memasuki jalan Pintu Besar Utama sebelum berbelok ke jalan Bank.. lurus saja.. waktu tempuh cuma 10 menit… ada tempat parkir sepeda motor… disanalah Python kembali parkir… diriku dan my lovely wife akan berwisata kota lama Jakarta…

09 kota 1

Kota tua siang itu panas… banyak pengunjung dan pedagang… kami terus bergantengan tangan menuju taman musium… ternyata musium hari itu tutup.. ya sudah kami menikmati musium dari luar saja.. banyak pengunjung pada hari minggu ini.. terlihat ada ada pertunjukkan semacam debus di lapangan..ada yang menggunakan sepeda untuk berkeliling… mempergunakan sepeda yang disewakan… ada yang mengambil gambar pre wedding.. ada yang pacaran.. datang bersama pasangannya.. bersama keluarga… bersama rombongan besar… penjual bermacam-macam juga.. dari penjual makanan dan minuman dari yang tradisional sampai modern… souvenir dan barang seni lainnya… kami cukup puas dengan wisata kali ini… dan kegiatan yang paling penting adalah…. ya betul.. photo-photo buat kenangan dan buat tampilan di web.. narsis…

10 kantor gubernur

11 depan kantor gubernur

12 depan kantor gubernur 2

13 depan kantor gubernur 3

Bergambar di depan bangunan megah musium sejarah kota Jakarta… terpampang tulisan Gouverneurs Kantoor… diriku mengira-ngira pasti ini adalah bekas kantor gubernur jaman penjajahan Belanda dulu… penasaran dengan tulisan tersebut maka diriku pun mencari informasi mengenai tempat, gedung dan tulisan Gouverneurs Kantoor tersebut di internet… inilah beberapa cuplikan hasil penelusuran di internet

  1. (sumber : http://www.cybertokoh.com/index.php?option=com_content&task=view&id=168&Itemid=64>
    Di antara bangunan-bangunan tua yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta adalah bangunan dua lantai yang berdiri kokoh dengan tulisan besar di bagian atas, “Gouverneurs Kantoor” Bangunan tua itu kantor gubernur pada zaman VOC atau zaman Belanda, dibangun tahun 1750-an. Tanggal 30 Maret 1974 bangunan itu difungsikan sebagai Museum Sejarah Jakarta oleh Gubernur Ali Sadikin.
  2. (sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Fatahillah)
    Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai gedung balai kota kedua pada tahun 1626 (balai kota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Tahun 1648 kondisi gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang sangat labil dan beratnya gedung menyebabkan bangunan ini turun dari permukaan tanah. Solusi mudah yang dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi menaikkan lantai sekitar 2 kaki (56 cm). Menurut suatu laporan 5 buah sel yang berada di bawah gedung dibangun pada tahun 1649. Tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung stadhuis dan penjara-penjaranya terus dilakukan hingga menjadi bentuk yang kita lihat sekarang ini.

    Selain digunakan sebagai stadhuis, gedung ini juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie’’ (dewan pengadilan). Pada tahun 1925-1942, gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu diubah kembali menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.

    Seperti umumnya di Eropa, gedung balaikota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan ‘’stadhuisplein’’. Menurut sebuah lukisan uang dibuat oleh pegawai VOC ‘’’Johannes Rach”’ yang berasal dari ‘’’Denmark”’, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju stadhuiplein. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah. Pada tahun 1973 Pemda DKI Jakarta memfungsikan kembali taman tersebut dengan memberi nama baru yaitu ‘’’Taman Fatahillah”’ untuk mengenang panglima Fatahillah pendiri kota Jakarta.

14 depan upk

Setelah puas menikmati Kami memasuki pintu yang didepannya tertulis UPK yang ternyata adalah pusat penjualan museum semacam souvenir shop yang menyediakan cinderamata untuk kenang-kenangan para pengunjung

15 makanan tradisional

Saatnya untuk menikmati makanan tradisional Jakarta, ada beberapa pedagang yang menjual makanan khas betawai yaitu antara lain.. kerak telor dan es selendang mayang.. namun karena hari sedang panas-panasnya maka yang cocok adalah es selendang mayang… lima ribu rupiah kubayarkan untuk segelas es selendang mayang yang kami makan berdua.. so cool and so sweet.. emang bener dingin dan manis nich es… cukup membuat seger badan… saatnya melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Sunda Kelapa

Perjalanan dilanjutkan… menuju pelabuhan Sunda Kelapa.. menyusur jalan Kali Besar.. lanjut ke jalan Nelayan… ternyata ada papan petunjuk daerah wisata pesisir Jakarta Utara.. berhenti sebentar.. akhirnya menentukan bahwa menara Syah Bandar adalah tujuan antara kami sebelum ke pelabuhan Sunda Kelapa..

16 tujuan wisata

Pukul 14.45 tiba di Menara Syah Bandar… Setelah menempatkan Python di parkiran.. diminta oleh tukar parkir untuk menuju pembayaran tiket.. terlihat poster harga tiket yang besar dan jelas…

17 tiket menara

Bayar dua ribu rupiah per orang untuk memasuki menara Syah Bandar… tapi sebelum memasuki menara.. kami bersantai dulu dan melihat-lihat sekitar bangunan menara syah bandar ini

18 depan menara

Melihat sekilas sekeliling menara.. terdapat beberapa bangunan semacam kantor.. suasana rimbun.. dan sejuk.. terdapat suatu tugu peringatan bagi 450 tahun yang ditandatangani pada tanggal 7 Juli 2977 oleh Gubernur Jakarta saat itu.. yaitu Letjen Ali Sadikin.. setelah berpuas ria di luar menara.. maka kamipun memasuki menara..

Sekedar berbagi informasi juga.. berikut adalah salah satu informasi yang menerangkan lebih lengkap mengenai menara Syah Bandar Jakarta ini..

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Syahbandar

Menara Syahbandar (Uitkijk) dibangun sekitar tahun 1839 yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia lewat jalur laut serta beerdapatrfungsi kantor “pabean” yakni mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa.

Menara ini sebenarnya menempati bekas bastion (kubu) Culemborg yang dibangun sekitar 1645, seiring pembuatan tembok keliling kota di tepi barat. Sebelum dibangun Menara Syahbandar, fungsi menara pemantau sudah dibangun didekat bastion Culemborg dengan bentuk “tiang menara”, diatasnya terdapat “pos” bagi petugas.

Memasuki menara Syah Bandar disambut oleh tangga kayu.. setiap lantai terdapat gambar atau tulisan mengenai sejarah tempat ini dan jakarta dari tempo doeloe.. kami terus naik hingga ke lantai 8, yang merupakan tertinggi menara tersebut.. dari lantai paling atas ini.. kami dapat lihat jakarta utara

19 view dari menara

Pemandangan yang indah.. setelah dirasakan cukup untuk beristirahat.. karena cape juga naik ke tingkat 8 jalan kaki.. biasanya khan pake lift.. 8 lantai melelahkan… istirahat cukup.. ambil gambar cukup.. lihat pemandangan juga cukup saatnya untuk turun…

Perjalanan dilanjutkan ke pelabuhan Sunda Kelapa… tiba pada pukul 1515 memasuki pelabuhan Sunda Kelapa dengan bayar 2 ribu rupiah per orang, langsung ke pelabuhan, ingin melihat kapal kayu.. kapal antar pulau.. sepengetahuanku berdasarkan informasi yang kuperoleh di internnet sewaktu mencari tujuan perjalanan ini.

Sebelum menceritakan pengalaman kami di pelabuhan Sunda Kelapa… alangkah baiknya juga bila kita mengetahui apa sih Pelabuhan Sunda Kelapa ini.. berikut adalah cuplikan dari internet yang menerangkan mengenai Pelabunan Sunda Kelapa ini..

  1. (Sumber : http://ariesaksono.wordpress.com/2007/11/27/pelabuhan-sunda-kelapa)

    Nama Pelabuhan Sunda Kelapa sudah terdengar sejak abad ke-12 masehi. Pada masa itu pelabuhan ini sudah dikenal sebagai pelabuhan lada milik kerajaan Hindu Sunda terakhir di Jawa Barat, Pakuan Pajajaran, yang berpusat di sekitar Kota Bogor sekarang. Para pedagang nusantara kerap singgah di Sunda Kalapa di antaranya berasal dari Palembang, Tanjungpura, Malaka, Makasar dan Madura dan bahkan kapal-kapal asing dari Cina Selatan, Gujarat/ India Selatan, dan Arab sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kemenyan, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan lada dan rempah-rempah yang menjadi komoditas unggulan pada saat itu. Para pelaut Cina menyebut Sunda Kalapa dengan nama Kota Ye-cheng yang berarti kota Kelapa. Hal ini kemungkinan disebabkan banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di sekitar pelabuhan Sunda Kalapa kala itu.

  2. (Sumber : http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3056/Sunda-Kelapa-Pelabuhan)

    Pada awalnya merupakan Pelabuhan Kerajaan Pajajaran di muara Ciliwung, yang kemudian berkembang menjadi Kota Jakarta (sekarang). Menurut sejarahnya, pelabuhan Sunda Kelapa dibangun tahun 1610 dengan kanaal sepanjang 810 m. Tahun 1817 pemerintah Belanda memperbesarnya menjadi 1,825 m. Setelah jaman kemerdekaan dilakukan rehabilitasi sehingga memiliki kanaal sepanjang 3,250 m dan dapat menampung 70 perahu layar dengan sistem Susun Sirih. Sampai sekarang pelabuhan ini masih berfungsi sebagai pelabuhan yang melayani kapal-kapal tradisional, yaitu angkutan antar pulau di Indonesia, dan berdasar SK Gubernur DKI Jakarta tanggal 6 Maret 1974 nama Sunda Kelapa di pakai lagi sebagai pelabuhan di DKI Jakarta untuk kapal antar pulau. Di kawasan ini sekarang diadakan pemugaran-pemugaran, antara lain untuk gedung Museum Bahari (dulu bernama Pasar Ikan).

Beberapa kegiatan terlihat seperti ada yang memperbaiki kapal.. bongkar muat barang.. ada yang santai.. dan berbagai macam kegiatan lainnya…

20 betulin kapal

21 perahu kayu

22 bongkar muat

24 dalam pelabuhan

Berduaan menyusur pelabuhan Sunda Kelapa dari ujung ke ujung.. pemandangan yang unit dan indah.. kapal kayu yang besar membuat diriku takjub.. dan membayangkan hidup di lautan berhari-hari bahkan berminggu-minggu ditengah laut.. lebih lama lagi bertemu dengan keluarga.. hm perjuangan yang hebat…

Sambil melihat-lihat kondisi pelabuhan Sunda Kelapa.. tidak lupa ambil gambar.. klik..klik.. nonggol dech di blog…

23 di pelabuhan

25 depan perahu

26 depan perahu 2

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 wib.. saatnya kembali ke serpong…. kami susur kembali jalan pada saat berangkat, GPS menuntun untuk melalui grogol.. lurus masuk jalan Daan Mogot…jalanan lancar lewat grogol ngikutin gps, lancar kembali kalideres macet selebihnya lancar…

27 arah pulang

Jalanan yang lancar.. enak betul jalan dari Jakarta menuju Tangerang kalau hari libur… jalanan lancar… My love wife memeluk diriku… kondisi jalan yang bagus.. Python kugeber santai…

Pukul 1730 wib akhirnya kami sampai di rumah kami.. anak-anak kayaknya udah kangen.. sama dengan kami orangtuanya… anak-anak menyambut.. kami beri peluk cium… menanyakan khabar anak-anak apakah sudah makan, mandi dijawab sudah oleh anak-anak… syukurlah anak-anak tidak ada apa-apa… keluarin bawaan dari box.. eh anakku yang kedua langsung menyambut mainan yang baru dibelikan buat dirinya… buku-buku?? nanti saja disiapin.. beu mainan diduluin …. buku pelajaran ditinggal.. ya sudah.. nggak apa-apa.. yang penting anak-anak dapat menjaga diri sewaktu ditinggal..anakku yang pertama nanya.. kalo ade dapat hadiah.. Mas Adhi dapat apaan?? diriku bilang ya sudah beli cd ps… asyik katanya… hhhmmmm.. cuma geleng-geleng kepala…

Beresin barang bawaan.. mandi… pake baju bersih… makan malam bareng.. ngobrol ama keluarga… akhirnya kami masuk kamar.. mau ngapain masuk kamar… ?? ya istirahat..lah… tapi sebelum istirahat… kami menuntaskan pacaran kami tentu saja… setelah itu … zzzz….zzzz..zzzzz


Aksi

Information

2 responses

4 06 2014
Rudi

keren,,, travel writer yah om???

18 06 2014
Tanto

Om Rudi terimakasih sudah berkunjung di Me And Python.. sesuai dengan tema Me And Python yaitu life-ride-enjoy-share.. mencoba untuk berbagi pengalaman tanpa ada maksud lainnya..

Tinggalkan Balasan ke Rudi Batalkan balasan