One Day Trip To Sawarna Selama Dua Hari – Solo Touring – Part 2 – Sawarna to Tangerang

16 10 2011

Jam telah menunjukkan pukul 5 sore..waktunya kembali ke Tangerang..

Sebelumnya kurencanakan untuk pulang melalui Malingping, namun karena sudah sore dan menurut informasi dari penduduk dan biker yang kujumpai, ada beberapa ruas jalan yang rusak dan ada beberapa jalan yang sepi..disarankan untuk mengambil rute lain..

Rute kepulangan yang kupilih adalah Sawarna-Karang Hawu-Pelabuhan Ratu-Sukabumi-Cibadak-Ciawi-Bogor-Parung-Serpong

Kupilih rute tersebut untuk mengetahui perbandingan kondisi jalan melalui Sukabumi dibandingkan dengan rute keberangkatan melalui Parakan Salak dan Cikidang

Alasan lainnya adalah dengan melalui rute tersebut maka akan banyak penginapan yang dapat kupilih apabila kuputuskan untuk menginap karena sepertinya diriku perlu untuk istirahat yang cukup setelah menempuh perjalanan selama seharian walaupun istirahat selama perjalanan dapat dikatakan sering kulakukan

Sebetulnya kuingin melihat matahari terbenam di Tanjung Layar ini, namun sepertinya matahari akan terhalang mendung, maka kutinggalkan Tanjung Layar kembali ke pintu gerbang Pantai Sawarna..kuambil arah Sukabumi..120 km menuju Sukabumi..diperkirakan pukul 10 malam sampai Sukabumi..tak khawatir melakukan perjalanan malam lewat Sukabumi karena rutenya ramai dan ini adalah malam minggu pasti banyak bikers yang melakukan touring sebab sepengetahuanku Pelabuhan Ratu dan Pantai Sawarna adalah tujuan favorit biker dari Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Selepas pintu gerbang ambil arah kanan ke Karang Hawu, jalanan mulus kembali kulalui namun tanjakan dan turunan disertai langsung belokan tajam pada kondisi malam gelap membuat diriku tidak berani untuk menggeber Phyton..

Pukul tujuh malam diriku sampai di puncak Habibi, rencananya mau diteruskan hingga Pelabuhan Ratu..namun pada saat melewati warung tempat diriku istirahat makan siang..pemandangan indah pantai Cibangban waktu malam terlihat..akhirnya Python ku balikkan arah ke warung tersebut, sekaligus istirahat makan malam dan menikmati indahnya kerlap kerlip lampu tambak nelayan di pantai Cibangban dari atas..sungguh indah..dibarengi dengan kopi panas dan selonjor di bale-bale samping warung..waduh..nikmatnya..di warung tersebut diriku kenalan dengan pengunjung yang sedang istirahat untuk melakukan perburuan babi hutan di wilayah Banten Selatan..dan tidak lama kemudian berkenalan dengan biker Vespa yang melakukan istirahat sebelum ke Sawarna..solo touring tidak akan pernah benar-benar sendirian..

Agak lama istirahat di warung tersebut..selanjutnya adalah ke kota pelabuhan ratu..melalui Karang Hawu dan pantai Pelabuhan Ratu..saat itu di kedua pantai tersebut ramai dengan sepeda motor baik group biker yang sedang touring maupun sepeda motor yang dipergunakan oleh pasangan pemuda-pemudi untuk bermalam minggu..serta mobil dari luar kota yang sedang berwisata

Tiba di kota Pelabuhan Ratu..saat itu menunjukkan pukul 8 malam, keadaan kota ramai, banyak pedagang makanan dan kendaraan yang melaju di jalan Siliwangi..jalan utama kota Pelabuhan Ratu terlihat ramai..

Mendapat pesan dari rekan kerja yang terus memonitor perjalananku, agar diriku beristirahat terlebih dahulu..thanks brother atas nasihatnya..sebenarnya diriku memang sudah memutuskan untuk menginap dan menjadikan perjalanan ini menjadi dua hari..namun rencana tempat menginap adalah di Sukabumi..

Sambil makan malam di kota Pelabuhan Ratu..diriku mempertimbangkan nasihat rekan kerja..apakah menginap di Pelabuhan Ratu atau di Sukabumi..akhirnya diputuskan menginap di Pelabuhan Ratu karena toch perjalanan ini tidak bisa dipaksakan satu hari atau one day trip..dan kalau menginap di Pelabuhan Ratu, maka besok diriku dapat mengetahui kondisi jalan dari Pelabuhan Ratu-Sukabumi-Bogor-Serpong lebih jelas karena sudah terang..

Setelah makan malam Python pun parkir di sebuah penginapan di jalan Siliwangi Pelabuhan Ratu, tanpa menawar harga yang kuanggap murah yaitu 100 ribu rupiah per malam..langsung masuk kamar yang kondisinya menurutku bersih terawat..kasur empuk..kamar..seprei bersih..kamar mandi ok walaupun tidak ada air hangat..dan ternyata diberikan sabun dan handuk bersih..pelayanan yang lebih dari 100 ribu rupiah menurutku..cuma satu kekurangannya adalah suara lalu lintas terdengar hingga kamar…diriku maklum sebab penginapan ini di pinggir jalan utama.. ya pasti rame apalagi ini malam minggu..selanjutnya adalah cuci muka…rebah…istirahat..nothing i can do now selain mencoba tidur agar besok hari tubuh segar kembali…

Tak terasa sudah berapa lama ku tertidur..diriku terbangun oleh bunyi alarm dari handphone..diriku terbangun namun sewaktu kulihat jam masih menunjukkan pukul 2.30 pagi..waduh..alarm yang diset kemarin belum dirubah..akhirnya kurubah alarm menjadi pukul 5 pagi..lumayan tidur lagi ach…

Pukul 5 pagi kembali diriku terbangun oleh alarm dari handphone..setelah mengumpulkan kesadaran dengan bantuan segelas kopi panas yang kuseduh..maka persiapan perjalanan ke Tangerang dilakukan..set tujuan ke GPS..simulasi navigasi..rute di GPS telah sesuai dengan rencana..dilanjutkan memeriksa catatan yang kubuat selama perjalanan Tangerang..Sawarna..Pelabuhan Ratu..apakah ada yang perlu ditambahkan..catatan ini kupergunakan sebagai acuan dalam menulis cerita perjalanan ini..setelah itu kukupas jeruk untuk menambah semangat di pagi itu..mandi?? sekarang harus..seharian tidak mandi kalau tidak mandi lagi jadi dua hari donk..no comment akibatnya..mandi biar segar…

Badan segar sehabis mandi membuat semangat full untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah berpakaian, kuperiksa barang bawaan apakah ada yang tertinggal..setelah itu peralatan bikers untuk touring seperti elbow and knee protector serta pelindung dada dipakai tidak lupa jaket kulit dipergunakan dan kaca helm dibersihkan..langsung berangkat ?? jangan dulu..bayar penginapan dan manasin mesin Python dulu lah sambil ngopi..sabar dikit donk..

Mesin Python my meggy dipanaskan, 100 ribu rupiah kuberikan ke kasir sebagai biaya penginapan..pasang GPS di spedometer..check ban..rem..spion..lampu besar…lampu sein..lampu rem..ok..oh ya yang paling penting periksa dompet apakah terbawa..ok semua..abadikan Python di depan penginapan dan minta tolong kasir penginapan untuk mengambil gambar diriku yang bersiap berangkat..brem..bremm.bremm..Python digas langsung gilas aspal jalan Siliwangi belok kanan ke arah Sukabumi bukan lurus kearah Cikidang..angin pagi yang segar dengan cuaca cerah..jalanan mulus dan sepi dipagi hari..menambah semangat untuk melakukan perjalanan kali ini..

Meninggalkan kota Pelabuhan Ratu menuju Sukabumi melewati daerah Cikembar jalanan mulus berkelok, kendaraan tidak terlalu banyak..jalanan mulus dilapisi aspal hotmix berkelok enak untuk menikung, jalanan mulai menanjak dengan menembus perkebunan karet..hingga di suatu tikungan tajam di daerah pasirsuka, berhenti dulu untuk mengambil gambar mempergunakan tripod dan kamera saku yang di stel otomatis

Perjalanan dilanjutkan karena perut sudah mulai memanggil untuk diisi..kembali jalanan aspal kugilas dengan ban Python, jalan terus berkelok..beberapa ruas jalan bergelombang..namun perjalanan tetap enak untuk dilakukan di hari yang cerah dengan udara segar..cocok untuk berkendara nyantai tanpa diburu-buru..selama perjalanan tidak kutemukan tempat sarapan yang cocok menurutku

Hingga di suatu jalanan lurus di daerah Bantar Gading kulihat didepan ada warung dan penjual bubur ayam..kuparkir motor dekat penjual bubur ayam yang mempergunakan sepeda motor untuk berkeliling berjualan..

Waktu saat itu menunjukkan pukul 7.30 pagi..cocok untuk sarapan bubur, bertanya pada penduduk yang ada diwarung ternyata tempat tersebut adalah Kampung Panyairan Desa Bojong Galih Kecamatan Bantar Gading Sukabumi

Ternyata bubur ayam yang dimakan berasa enak..dan harganya pun murah meriah.. 4 ribu rupiah semangkok..diberikan minum teh hangat.. sangat nikmat dan cocok dengan suasana hati yang bahagia ini..Setelah sarapan bubur ngobrol dengan penduduk yang ada diwarung..mereka menyangka diriku wartawan karena photo-photo dan bawa catatan sambil menulis..ini untuk kesekian kali diriku dianggap wartawan..kunyatakan bahwa diriku bukan wartawan dan catatan ini cuma untuk mengingat kejadian dan situasi selama melakukan perjalanan..

Perjalanan kembali diteruskan, jalanan tetap berkelok namun sekarang banyak ruas jalan bergelombang..Di desa Cigombong jalan menurun lurus mencapai 2 km, pengendara harus melambatkan kendaraannya karena setelah itu memasuki pasar Cigombong yang bergelombang, pada saat itu jalanan di pasar Cigombong lancar

Selepas pasar Cigombong jalanan kembali mulus dan lancar..kurang lebih 10 km dari pasar Cigombong…terlihat suatu bangunan yang menyerupai gerbang suatu daerah..makin dekat ternyata ditambah papan petunjuk ke arah cibadak Sukabumi..arah yang hendak dituju oleh diriku..berhenti sejenak untuk mengambil gambar tentunya..bertanya kepada Pak Denis seorang petugas DLLAJ Sukabumi yang sedang bertugas namun tidak bersedia berphoto bareng..menyatakan bahwa bangunan tersebut adalah Gapura Cikembang..dari Gapura Cikembang ini maka perjalanan akan menempuh 7 km sebelum sampai di Cibadak Sukabumi

Dari Gapura belok kiri mengikuti petunjuk jalan dan arah dari GPS, menapaki jalan ke arah Cibadak Sukabumi melewati komplek militer, jalanan saat itu lancar..walaupun angkutan kota, bis dan truk terlihat mulai banyak..

Cuaca cerah saat itu, pemandangan selama perjalanan memasuki kota Sukabumi melalui Cibadak sungguh indah..di kejauhan terlihat pemandangan gunung..dan persawahan

Tiba-tiba kuingin mengunjungi tempat diriku mendapat latihan samapta di Secapa Polri Sukabumi kurang lebih 18 tahun yang lalu..Ku ikuti latihan kemiliteran samapta karena aturan perusahaan bahwa seluruh pegawai baru harus mengikuti samapta…bertanya pada penduduk yang kutemui mengenai mengenai lokasi dan jalan Secapa Polri..didapat keterangan bahwa Secapa Polri jauh dari Cibadak namun kataku tidak apa-apa maka disebutkanlah jalannya yaitu jalan Bhayangkara..langsung di set di GPS..

Biarlah kudatangi dahulu Secapa Polri untuk bernostalgia..tujuanku adalah mengambil gambar di Secapa Polri..sekaligus istirahat..kalau tidak boleh ambil gambar ya nggak apa-apa, terbayang sich wajah wajah galak pak polisi di pos penjagaan..

Sesampai di Cibadak kuarahkan Python berbelok ke kanan ke arah kota Sukabumi bukannya ke kiri kearah kota Bogor..ternyata Secapa Polri dicapai lebih dari 30 menit melewati jalanan macet..tapi tiba juga di Secapa Polri Sukabumi..

Ternyata Secapa Polri telah berubah..pos penjagaan yang kuingat dahulu kala sekarang sudah tidak ada..maka kuputuskan untuk mengambil gambar di depan mesjid Secapa Polri..sewaktu mau memasuki halaman mesjid ada pengumuman bahwa sepeda motor harus parkir di halaman pos provost..oh ternyata pos penjagaan dekat mesjid..kulihat disebrang mesjid ada pos penjagaan pasti itu pos provost yang dimaksud..

Ku lapor pada polisi yang sedang bertugas bahwa diriku dalam perjalanan pulang dari Bayah ke Tangerang melewati Sukabumi, maka sengaja mampir terlebih dahulu ke Secapa Polri untuk bernostalgia Samapta 18 tahun yang lalu..Petugas yang berjaga mengerti dan menyambut ramah bahkan kami akrab ngobrol mengenai diri masing-masing dan membandingkan keadaan Secapa Polri pada 18 tahun yang lalu dengan sekarang..dari ngobrol tersebut diketahui ternyata salah seorang petugas polisi yang berjaga dulunya aktif pada perkumpulan motor antik Indonesia..kembali tripod dan kamera saku digunakan untuk mengambil gambar bersama bapak-bapak polisi..

Lama juga ngobrol bahkan bikin kopi sendiri di pos penjagaan Secapa Polri ini..tidak terasa waktu hampir 1 jam kuhabiskan di post penjagaan ini..diriku harus pamit karena sudah siang dan mencoba untuk sampai di rumah sore hari…diriku pamit walaupun bapak-bapak polisi itu menawarkan dan mengijinkan apabila diriku ingin photo-photo di lingkungan Secapa Polri..terimakasih atas tawarannya tapi harus kutolak karena harus segera berangkat ke Tangerang…maaf sudah punya bayangan negatif bahwa bapak-bapak pasti galak ternyata ramah namun tegas..apabila semua polisi seperti bapak-bapak ini..pasti citra polisi akan makin baik di mata masyarakat..

Diriku pamit untuk kembali ke Tangerang..melalui Kota Bogor dan Parung.. Perjalanan dari Sukabumi menuju Bogor dilalui dengan melewati daerah daerah kemacetan karena perbaikan jalan..dan kesadaran untuk mempergunakan sarana umum jalan raya yang belum dipahami…Di daerah Cibadak kemacetan padat dan panjang ..diriku harus berupaya keras untuk jalan menyalip diantara angkutan umum dan kendaraan lainnya..kemacetan ini disebabkan pedagang kaki lima yang menyita hampir semua trotoar..menyebabkan pejalan kaki harus mempergunakan jalan raya ditambah parkir yang tidak teratu..delman dan angkutan umum yang berhenti tanpa memperhatikan kendaraan lain…adalah penyebab kemacetan di daerah Cibadak ini..macet dan panas harus kuterima sebelum lepas dari Cibadak…diriku menghadapi beberapa kemacetan lagi dalam perjalanan menuju Bogor

Selepas Cibadak jalan mulai lancar namun di daerah Parung Kuda macet kembali terjadi karena angkutan umum dan bus jurusan Jakarta ngetem menghabiskan ruas jalan..saat itu cuaca cerah..waktu menunjukkan pukul 11.35 siang..

Jalur Parung Kuda-Cicurug lancar hingga Pasir Muncang cuaca cerah..bahkan cenderung panas..diriku kepanasan..Python kubelokkan ke sebuah SPBU di daerah Caringin untuk istirahat..bertemu dengan seorang pemuda yang ternyata dari Sukabumi hendak ke Pluit Jakarta..kami ngobrol sambil mencicipi jeruk yang kubawa…

Setelah badan dirasa agak segar kulanjutkan perjalanan..di daerah Ciketereg kemacetan kembali terjadi..kemacetan ini disebabkan pertigaan dan kendaraan tidak mau saling mengalah..kemacetan yang terjadi hingga 2 km..selepas itu jalanan lancar memasuki Ciawi lanjut ke Tajur..hari itu terlihat banyak rombongan sepeda motor yang menuju Bogor dari arah Sukabumi namun kebanyakan adalah dari daerah Puncak

Memasuki kota Bogor..kuikuti terus arah yang diberikan oleh GPS..yang menuntunku ke jalanan lancar..melalui jalan Batu Tulis..namun di perempatan jalan Pahlawan kemacetan panjang terjadi disebabkan diperempatan lampu merah jalan Pahlawan..kendaraan tidak mau mengalah menyebabkan arus saling tertutup..

Kurubah arah yang ditunjukkan GPS dengan menekan tombol cari arah lain karena macet…GPS menyuruh memasuki jalan ke arah Cipicung…diriku dengan tidak yakin mengikuti arah yang diberikan..di daerah Cipicung ku tanyakan kepada penduduk apakah ada jalan ke Parung atau Tangerang..dijawab tidak ada..diriku makin tidak yakin dengan arah GPS..untuk meyakinkan diriku maka ku simulasi route terlebih dahulu dan kucatat daerah pertama kali daerah yang dituju..lalu akan kubuktikan apakah betul melalui daerah tersebut..dan juga diriku memastikan pula bahwa tujuan akhir di GPS adalah Serpong..

Kuikuti jalan yang ditunjukkan GPS..daerah pertama yang dituju ternyata tepat dengan yang disimulasikan..maka dengan yakin kuikuti arah GPS memasuki jalanan kecil di perkampungan di daerah Bogor..walaupun tidak yakin..berdasarkan pengalaman sewaktu di daerah parakan salak..GPS ini ternyata memberikan arah yang benar walaupun jalan yang ditempuh adalah perkampungan

Ternyata GPS menuntunku pada jalan buntu..di bibir tebing suatu gunung..itupun diketahui bahwa jalan buntu setelah diteriakin oleh para penduduk bahwa jalanan tersebut buntu dan berbahaya bila dilanjutkan karena tebing gunung..akhirnya kuganti sistem navigasi pada GPS dan ku arahkan ke Serpong..ternyata GPS menuntunku kembali ke Jalan Pahlawan yang saat itu kemacetan telah terurai namun masih tersendat lumayan bisa jalan..kuikuti terus arah yang ditunjukkan oleh GPS, kulalui banyak persimpangan jalan dan banyak yang bertuliskan “belok kiri jalan terus”..hingga pada suatu persimpangan selepas Istana Bogor kulihat GPS menyuruhku belok kiri..pada saat itu banyak angkutan kota yang berhenti serta kendaraan lain berhenti pula..langsung kuterobos kemacetan dan berbelok kiri..ternyata diberhentikan oleh seorang polisi..diriku bingung kesalahan apa yang telah diperbuat..

Ternyata diriku melanggar lampu merah yang ditempatkan diatas bukan dipinggir jalan, Pak polisi juga menyebutkan bahwa angkot aja berhenti..lalu dengan polosnya kukatakan bahwa diriku tidak melihat lampu merah menyala karena diatas dan diriku sibuk melihat arah GPS karena diriku tidak paham jalan-jalan kota Bogor…sedangkan angkot berhenti dikirain sedang ngetem mencari penumpang..

Pak polisi menerangkan bahwa disitu memang ada lampu lalu lintas dan kebetulan lampu merah sedang menyala pada saat diriku berbelok serta tidak ada rambu yang menyatakan belok kiri boleh jalan terus..akhirnya dengan pasrah kukatakan bahwa diriku yang bersalah tidak melihat lampu lalu-lintas dan melanggar aturan…serta meminta maaf atas kejadian tersebut serta siap mendapatkan hukuman..kukatakan saja “Siap Komandan..” akhirnya pak polisi menanyakan surat surat kendaraan dan SIM, sewaktu melihat SIM ternyata alamatnya adalah Tangerang baru pak Polisi yakin bahwa diriku tersasar di kota Bogor apalagi melihat stelan motor dan diriku bergaya touring..akhirnya pak polisi membebaskan diriku tanpa hukuman ataupun tilang..dan menunjukkan arah ke Tangerang…terima kasih pak polisi..Siap Komandan…

Diriku sambil senyum kecut berkata dalam hati..jangan pernah gunakan GPS di Bogor..kalau tidak dibawa nyasar maka ditilang polisi atau kedua-duanya ..seperti yang kualami..sekali lagi jangan gunakan GPS untuk menentukan arah di kota Bogor..

Arah yang diberikan pak polisi dan GPS menuntunku ke jalan Pajajaran Bogor..ini sich sudah hapal..tanpa memperhatikan GPS langsung ku meluncur ke arang Parung..

Perjalanan terus kulanjutkan tanpa berhenti untuk ambil gambar seperti sebelum-sebelumnya karena hari sudah sore dan mendung..Lewat parung Python kubelokan ke jalan Ciseeng..saat itu jalanan lancar..diriku istirahata dahulu di warung di pinggir jalan Ciseeng

Perjalanan lancar terus hingga Ciseeng yang tersendat diperempatan Gunung Sindur dan Ciseeng..

Memasuki jalan Gunung Sindur menuju puspitek hujan turun dan langsung besar..kubelokkan ke sebuah restoran untuk mempergunakan jaket hujan yang dibawa..setelah itu kutembus hujan…

Tiba dengan selamat di rumah pukul 5.15 sore dengan mengantungi jarak jelajah 471 km.. ehm perjalanan yang cukup jauh namun sangat menyenangkan..banyak cerita dan pengalaman yang diperoleh melalui perjalanan ini yaitu :

a. Nyaliku kembali berkobar..
b. Kudapatkan kombinasi ban yang cocok bila touring jauh
c. GPS berfungsi baik kecuali di Bogor
d. Python perkasa melintasi semua medan jalan
e. Olahraga teratur ternyata membuat daya tahan tubuh kuat, melakukan perjalanan jauh dan lama tidak menyebabkan kelelahan

Kusimpan seluruh perlengkapan yang dibawa..kusimpan kenangan indah selama perjalanan..kusimpan pula rencana untuk touring ke Lombok…


Aksi

Information

Satu tanggapan

3 12 2011
haris

Wah.. nice story… Mudah2an bisa di ikuti perjalanannya.. 🙂

Tinggalkan komentar